Minggu, 05 Desember 2010

Mencegah Pergaulan Bebas

Wah agan-agan, memang di era globalisasi ini semua gampang diakses, ditemui, maupun di dapatkan.
Dan di era globalisasi ini pergaulan pun sangat bebas sekali, karena kita sudah tak di repotkan lagi dengan masalah komunikasi maupun transportasi.
Dan jika remaja-remaja penerus bangsa ini tidak menggunakan era serba instan ini dengan hal-hal positif, maka pergaulan bebas di era ini akan membuat hancur generasi muda.
Masalah remaja, terutama pesoalan pergaulan bebas memang menjadi persoalan yang sangat serius di tengah-tengah masyarakat.
Berdasarkan survei Komisi Perlindungan Anak (KPA) yang dilakukan terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar seluruh Indonesia ditemukan hasil bahwa 62,7% remaja mengaku pernah berhubungan badan, 93% remaja pernah berciuman, dan 21% remaja telah melakukan aborsi (Kompas.com, 9/5/2010).

Mendengar hasil di atas, bikin merinding ya gan. Pantes saja bangsa kita banyak diterpa berbagai bencana.

Baik gan, untuk menghadapi persoalan ini, kita tidak bisa menyelesaikan secara personal. Harus bersama-sama dan sistemik. Karena akar persoalannya bukan sekadar pessoalan individu atau keluarga, melainkan juga dipengaruhi oleh sistem kehidupan. Tidakan preventif yang harus dilakukan secara individu, keluarga, dan masyarakat.

Ni gan saya kasih, saya ambil dari suatu sumber.

Penanaman Keimanan
Keimanan adalah benteng pertama bagi remaja untuk menghadapi godaan pergaulan. Keimanan yang kokoh akan membuat remaja percaya diri dan tidak mudah terpengaruh oleh teman maupun lingkungan pergaulan.
Selaim dibekali keimanan, para remaja juga harus dipahamkan sebagai aturan-aturan Islam dalam pergaulan. Aturan-aturan seperti: (1) kewajiban untuk menundukan pandangan (ghadul bashar), (2) kewajiban memakai busama yang menutup seluruh aurat, (3) larangan bagi perempuan untuk melakukan safar (perjalanan) dalam sehari semalam tanpa disertai muhrim, (4) larangan berkhalwat (berdua-duaan) antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrimnya, ini harus ditanamkan kepada remaja sejak dini. Agar aturan ini menjadi panduan mereka dalam bergaul.

Penjagaan Keluarga dan Kontrol Masyarakat
Keluarga, dalam bahasa Arab disebut usroh, secara harfiyah berarti ad-dir'u al-hashinah, yaitu benteng yang kuat. Keluarga merupakan benteng yang kuat untuk menjadi pertahanan bagi remaja dari berbagai gangguan yang dihadapinya dalam kehidupan masyarakat.

Penerapan Sistem Islam
Pencegahan pergaulan bebas remaja juga harus didukung oleh negara. Dasar-dasar kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang sekuleristik harus diganti dengan Islam. Cara berfikir yang sekuler-materialistik harus dihapuskan. Demgan demikian cara berfikir masyarakat yang telah rusak dapat diperbaiki. Masyarakat akan terikat dengan aturan Islam (Suara Islam, 4-8/6/2010).

Ya gan, jadi intinya kita harus memulai budaya remaja yang anti pergaulan bebas yang negatif. Jadikan bangsa ini dipenuhi oleh remaja-remaja bersusila dan beragama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar